Oleh: Reza A.A Wattimena
paradoksnya.. manusia itu mahluk terbatas yang punya keinginan untuk menjadi dan menggapai yang tak terbatas.. ini seperti paradoks eksistensial yang dirumuskan Kierkegaard..
View ArticleOleh: Reza A.A Wattimena
Dialektika antara pikiran dan kenyataan, itulah yang memang menciptakan dunia…
View ArticleOleh: Reza A.A Wattimena
hehehe… iya… tapi sayangnya orang lupa pandangan ini, dan merasa, bahwa situasi tak bisa diubah… jika realitas adalah rekayasa psikologis, maka kita bisa mengubah realitas sesuai dengan situasi...
View ArticleOleh: Reza A.A Wattimena
ya.. saya paham pendapat ini. Mungkin kita harus jelas dan tegas membedakan, tentang apa yang mutlak dan apa yang tidak di dalam hidup manusia.. namun, satu yang tetap sama, semuanya selalu tidak akan...
View ArticleOleh: yuniar
Tidakkah ini menandakan bahwa “manusia” itu sebenarnya sangat terbatas? :p *masih belajar* SukaSuka
View ArticleOleh: Lennyfebe Susilowati
setuju! Nilai A, B, C atau D sekalipun tidak akan pernah mewakili usaha keras siswa di dalam belajar atau mewakili pencapaian pemahaman dia akan pelajaran. terima kasih pak, tulisan bapak selalu...
View ArticleOleh: Jonathan
Tidakah kebutuhan ekonomi sehari-hari dapat menjadi kenyataan dan kebenaran objektif ? Bukankah dengan bahasa yg sederhana saja kebutuhan ekonomi dapat dipahami? Kenaikan UMP dengan marigin penjualan...
View ArticleOleh: z . pattimukay
Terima kasih banyak Nyong, Beta sangat dicerahkan tentang hidup ini. Kadang manusia furtrasi dengan keadaan dan realitas yang ada.Tiap hari televisi, koran atau berita yang dilihat hanyalah penderitaan...
View ArticleOleh: deasisaragih
Setiap baca tulisan Bapak, saya langsung dapat ide membuat tulisan lagi. Thanks 😀 SukaSuka
View ArticleOleh: James W. Sasongko
Kurang dan cukup adalah parameter yang diciptakn pikiran untuk menyatakan bahwa ada peluang untuk berubah, dalam hal ini adalah berubah menjadi ‘lebih’ dari yang diyakini ada pada saat ini. Sebuah...
View ArticleOleh: Reza A.A Wattimena
Sebagai balasan untuk Lennyfebe Susilowati. ya.. kita harus hati-hati, ketika mencoba mengukur sesuatu… sikap kritis adalah salah satu instrumen penting dalam hidup manusia SukaSuka
View ArticleOleh: Reza A.A Wattimena
Sebagai balasan untuk Jonathan. Indikator memang tak bisa sepenuhnya menangkap apa yang terjadi. Kita harus kritis dengan indikator, dan jangan melihatnya sebagai sesuatu yang mutlak. Itu saja pesan...
View ArticleOleh: Reza A.A Wattimena
Sebagai balasan untuk z . pattimukay. ya.. realitas yang lain, yang tak kita sadari… terima kasih.. salam hangat.. SukaSuka
View ArticleOleh: Reza A.A Wattimena
Sebagai balasan untuk deasisaragih. Tulisn donk… lalu nanti bisa diskusi.. SukaSuka
View ArticleOleh: Reza A.A Wattimena
Sebagai balasan untuk James W. Sasongko. apakah cuma rekayasa psikologis? Atau sungguh realitas itu sendiri memang bergerak, dan segala usaha kita untuk menangkap realitas ke dalam indikator tidak akan...
View ArticleOleh: James W. Sasongko
Sebagai balasan untuk Reza A.A Wattimena. Hehehe….rasanya realitas pun buah rekayasa psikologis Za 🙂 Makanya ada yang riil buat si A tapi tak riil buat si B 🙂 SukaSuka
View ArticleOleh: Jonathan
Sebagai balasan untuk Reza A.A Wattimena. Kalau pertanyaannya mengapa manusia ada di bumi? Memang jawabannya akan tidak mutlak. Seperti teori evolusi yg menurut saya adalah metafisika(sebagian besar)....
View ArticleOleh: eko s
Ini seperti yang dibahas dalam kitab omong kosongnya Seno Aji Darma. SukaSuka
View Article
More Pages to Explore .....